logo gundar

logo gundar

Senin, 16 November 2015

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

1.    Pengertian Etika Profesi Akuntansi                                                         
       Etika Profesi Akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan.
Dalam dunia lembaga akuntansi, seorang akuntan profesional harus memiliki Etika Profesi Akuntansi. Tujuan dari kode etik profesi akuntansi ini diantaranya adalah:
·         Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
·         Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
·         Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
·         Untuk meningkatkan mutu profesi.
·         Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
·         Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
·         Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
·         Menentukan baku standar

2.    Perilaku etika dalam profesi akuntansi
       Akuntan merupakan sebuah profesi yang bisa disamakan dengan bidang pekerjaan lain, misalnya hukum atau teknik. Akuntan adalah orang yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi. Di Indonesia, akuntan tergabung dalam satu wadah bernama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Profesi akuntan dapat dibedakan sebagai berikut:
a.    Akuntan Intern
Yaitu orang yang bekerja pada suatu perusahaan dan bertanggung jawab terhadap laporan keuangan. Akuntan intern bertugas menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan, menyusun anggaran, menangani masalah perpajakan, serta memeriksa laporan keuangan.
b.    Akuntan Publik
Yaitu orang yang bekerja secara independen dengan memberikan jasa akuntansi bagi perusahaan  atau organisasi nonbisnis. Jasa yang ditawarkan berupa pemeriksaan laporan keuangan sehingga  sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Jasa lainnya berupa konsultasi perpajakan dan penyusunan laporan keuangan.
c.    Akuntan Pemerintah
Merupakan orang yang bekerja pada lembaga pemerintahan. Akuntan ini bertugas memeriksa  keuangan dan mengadakan perencanaan sistem akuntansi. Misalnya Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
d.   Akuntan Pendidik
Merupakan orang yang bertugas mengembangkan dan mengajarkan akuntansi. Misalnya dosen dan guru mata pelajaran akuntansi.
Etika merupakan persoalan penting dalam profesi akuntan. Etika tidak bisa dilepaskan dari peran akuntan dalam memberikan informasi bagi pengambilan keputusan. Pada prinsip etika profesi dalam kode etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan tentang pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan.

3.    Prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi
1.    Tanggung Jawab profesi                                                                                 
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2.    Kepentingan Publik    
Dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus menunjukkan dedikasi untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
3.      Integritas         
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4.    Obyektivitas
Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
5.    Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional    
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6.    Kerahasiaan
Setiap Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya, anggota bisa saja mengungkapkan kerahasiaan bila ada hak atau kewajiban professional atau hukum yang mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7.    Perilaku Profesional                                                               
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8.    Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi
KASUS GAYUS TAMBUNAN
            Salah satu kasus suap yang pernah terjadi di Indonesia yang melibatkan pegawai direktorat jendral pajak dan juga mantan pejabat Pertamina yaitu, Gayus Tambunan. Gayus Halomoan Partahanan Tambunan atau hanya Gayus Tambunan lahir di Jakarta, 9 Mei 1979; umur 36 tahun adalah mantan pegawai negeri sipil di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Indonesia.
Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 2000, Gayus ditempatkan di Balikpapan. Beberapa tahun kemudian Gayus yang diangkat menjadi PNS golongan IIIA di Bagian Penelaah Keberatan pada Seksi Banding dan Gugatan Wilayah Jakarta II Ditjen Pajak. Gayus terus berkarier di Direktorat Jenderal Pajak sampai diberhentikan karena tersandung kasus mafia kasus Pajak pada tahun 2010.
        Namanya menjadi terkenal ketika Komjen Susno Duadji menyebutkan bahwa Gayus mempunyai uang Rp 25 miliar di rekeningnya plus uang asing senilai 60 miliar, rumah mewah dan perhiasan senilai 14 miliar di brankas bank atas nama istrinya dan itu semua dicurigai sebagai harta haram. Sedangkan diketahui bahwa gaji Gayus perbulan hanya 12,5 juta rupiah saja. Disinyalir kekayaan Gayus dihasilkan dengan cara yang tidak halal, yaitu dari hasil korupsi suap.
Gayus juga disinyalir menerima suap senilai 925 juta rupiah dari Roberto Santonius dan 35 milyar rupiah dari Alif Kuncoro terkait pengurusan sunset policy PT. Kaltim Prima Coalt, PT Bumi Resources dan PT. Arutmin. Gayus juga dianggap telah menerima gratifikasi sebesar 659.800 US$ dan 9,6 juta SGD namun tidak melaporkan ke KPK.
         Dalam perkembangan selanjutnya Gayus sempat melarikan diri ke Singapura  beserta anak istrinya sebelum dijemput kembali oleh Satgas Mafia Hukum di Singapura. Kasus Gayus mencoreng reformasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang sudah digulirkan Sri Mulyani dan menghancurkan citra aparat perpajakan Indonesia.
            Nama Gayus Tambunan menjadi terkenal bukan karena perbuatannya yang terpuji, melainkan justru sebaliknya, tercela. PNS golongan tiga yang  bekerja di direktorat pajak ini pernah melakukan rekayasa pembayaran pajak bagi  para pengusaha besar hingga merugikan uang negara yang tidak kecil. Atas cara kerjanya itu, pemerintah dirugikan, pengusaha diuntungkan, dan Gayus Tambunan sendiri mendapatkan bagiannya. Menurut informasi, keuntungan yang diperoleh oleh Gayus sebenarnya belum begitu besar, yaitu belum mencapai jumlah angka triliyunan rupiah. Akan tetapi, dengan apa yang dilakukannya itu, negara dirugikan, tertib administrasi suatu lembaga yang semestinya dipelihara menjadi rusak. Lebih dari itu, kepercayaan masyarakat terhadap negara yang seharusnya di  pelihara sebaik-baiknya terganggu. Tidak bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi manakala dengan kasus itu, berakibat semangat masyarakat membayar pajak menjadi menurun. Gambaran itu, tentu tidak boleh terjadi.
Setelah penyelidikan sekian lama, akhirnya pada tanggal 19 Januari 2011, Gayus Tambunan telah dinyatakan bersalah atas kasus korupsi dan suap mafia  pajak oleh Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan dengan hukuman 7 tahun  penjara dan denda Rp. 300 juta.

Analisis
Gayus melanggar 7 prinsip dari 8 prinsip profesi akuntan, yaitu:
1.       Tanggung jawab profesi
Gayus melanggar prinsip ini karena kegiatan menyimpang yang dilakukan Gayus tidak didasari dengan pertimbangan moral dan tidak profesional. Menerima suap dan mengatur kasus perpajakan adalah prilaku Gayus yang melanggar prinsip kode etik tanggung jawab profesi ini.
2.       Kepentingan Publik
Dengan Gayus menerima suap dari perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak mereka lebih kecil, maka otomatis prinsip ini dilanggar. Karena jika Gayus menerima suap, maka jumlah pajak yang diterima negara tidak sebesar seharusnya.
3.       Integritas
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Hal ini menunjukan bahwa Gayus melanggar prinsip kode etik ini, Gayus telah mengutamakan kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan publik.
4.       Objektivitas
Gayus tidak bersikap objektif dalam menjalankan tugasnya. Sebagai pegawai Dirjen Pajak seharusnya Gayus dapat bersikap objektif terhadap wajib pajak  tetapi yang dilakukan malah membantu wajib pajak untuk menang dalam pengadilan pajak dan menerima imbalan atas jasa tersebut.
5.       Kompetensi dan kehati-hatian
Dalam prinsip ini memang Gayus memperlakukan kliennya dengan sangat baik. Akan tetapi Gayus melanggar satu hal yang sangat penting dalam prinsip ini yaitu sikap hati-hati dan profesionalnya.
6.       Perilaku profesional
Hal ini yang dilanggar oleh Gayus, Gayus telah melakukan tindakan yang membuat institusi dan pekerjaan sebagai pegawai Dirjen Pajak sama seperti sarang korupsi.
7.       Standar teknis
Jelas terlihat bahwa prilaku Gayus sangat menyimpang dari standar pekerjaan aparat Dirjen Pajak. Aparat Dirjen Pajak dilarang keras menerima suap dari wajib pajak. Akan tetapi hal ini dilakukan oleh Gayus.

Kesimpulan
            Dalam kasus ini Gayus tambunan telah melanggar prinsip-prinsip etika profesi akuntansi serta menentang kode etik profesi akuntan. Gayus tambunan dinilai tidak bertanggung jawab atas profesinya, tidak professional, tidak objektif, dan tidak menjunjung integritasnya terhadap publik sebagai seorang akuntan. Hal ini mendorong pandangan negatif dari masyarakat terhadap profesi akuntan.  
           Kasus Gayus Tambunan adalah cerminan bangsa Indonesia yang lemah dalam penegak hukum dalam pemberantas korupsi atau penyelewengan pajak. Kasus Gayus Tambunan juga menjadi pelajaran, bahwa mestinya siapapun tidak boleh dalam mengambil keputusan hanya berdasar pada pikiran dangkal dan sederhana. Kenyataan itu memberikan petunjuk,  bahwa ternyata korupsi bisa terjadi pada orang-orang yang berpenghasilan tinggi. Korupsi lebih disebabkan oleh karena rendahnya moral, watak, karakter atau akhlak seseorang, sehingga mereka terlalu mencintai harta kekayaan dari pada mencintai bangsa dan negaranya.
           Sekalipun uang yang diselewengkan Gayus Tambunan tidak seberapa, artinya belum mencapai triliyunan rupiah, tetapi kasus tersebut harus diselesaikan secara tuntas. Korupsi di negeri ini, sekecil apapun harus dihindari. Negara ini tidak boleh mati atau bubar, oleh karena korupsi yang dibiarkan. Kasus Gayus Tambunan tersebut semestinya dijadikan momentum untuk memberantas berbagai mafia, mulai mafia hukum, mafia pajak, mafia politik,  birokrasi dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

Minggu, 18 Oktober 2015

ETIKA BISNIS


Nama : Imas Mayawatti
NPM : 23212653
Kelas : 4EB09 

ETIKA BISNIS 

A. Pengertian Etika Bisnis

      Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “ethos” yang memiliki arti : kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. 

Bisnis merupakan keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

   Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma, dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

     Secara filosofi etika bisnis merupakan cabang dari etika umum, banyak orang mengartikan etika bisnis sebagai moral bisnis. Etika bisnis pada dasarnya juga merupakan bagian dari etika sosial dan pedoman-pedoman moral pada umumnya. Hanya saja sifatnya spesifik dan khusus menyangkut kegiatan produksi, distribusi dan kosumsi saja.

Pelanggaran etika bisnis adalah penyimpangan standar – standar nilai (moral) yang menjadi pedoman atau acuan sebuah perusahaan (manajer dan segenap karyawannya) dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.

     Etika bisnis bisa berarti nilai-nilai dan norma-norma moral yang berlaku bagi praktek bisnis. Tindakan yang bertentangan dengan etka bisnis dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan melawan hukum. Pengertian perbuatan yang melawan hukum dikemukakan dalam pasal 1365 KUH Perdata.


B. Hal-Hal yang Harus Diketahui dalam Menciptakan Etika Bisnis

Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :
  1. Produk yang baik
  2. Managemen yang baik
  3. Memiliki Etika

C. Peranan, Manfaat, dan Tujuan Etika Bisnis 

     Peranan etika bisnis dalam mengatur kehidupan berwirausaha saat ini sangat diperlukan mengingat banyaknya praktek – praktek kecurangan yang sering dilakukan oleh wirausaha dalam mencapai keuntungan yang semaksimal mungkin, sehingga diperlukan adanya aturan – aturan yang dapat menjadi pembatas yang dapat mengurangi berbagai macam persaingan yang tidak sehat yang kerap dilakukan oleh wirausaha yang tidak bertanggung jawab.

     Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

     Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

    Adapun tujuan dari etika bisnis ini adalah agar para pelaku bisnis sadar dengan jelas mengenai dimensi etis suatu usaha, mampu belajar mengenai bagaimana mengadakan pertimbangan yang baik, etis maupun ekonomis, dan mampu melakukan pertimbangan etis dalam setiap kebijaksanaan yang diterapkan di perusahaan.

Ada beberapa pokok-pokok etika bisnis, yaitu:
a. Beberapa sikap langsung terhadap pekerjaannya.
Dapat disebut juga nilai-nilai seperti pelayanan pelanggan, loyalitas terhadap perusahaan, efisiensi organisatoris, keberhasilan dan produktivitas tinggi. 
b. Tanggung Jawab Lebih Luas.
Pemimpin perusahaan secara spontan memperhatikan serta merasa bertanggung jawab atas atau terhadap semua pihak, dan juga perlu memiliki perasaan tanggung jawab menyeluruh yang jauh melampaui segi untung rugi material langsung perusahaannya. 
c. Beberapa bisnis supaya dapat menjadi efektif harus dirumuskan secara kongkrit.
Orang-orang bisnis sendiri harus merumuskan tantangan-tantangan etika yang dihadapi dan menyepakati sikap-sikap mana yang hendak diambil. 
d. Sikap-sikap Pribadi.
Kejujuran dan tanggung jawab serta perinciannya dalam cara sebuah perusahaan melakukan bisnisnya mengandaikan bahwa mereka yang menentukannya, memiliki sikap moral atau karakter yang sesuai. Sikap-sikap itu adalah masalah mutu orang yang bersangkutan sebagai manusia.

D. Prinsip Etika Bisnis
Secara umum,prinsip-prinsip etika bisnis, meliputi:

a. Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang yang otonom adalah orang yang tidak hanya sadar akan kewajibannya dan bebas mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan kewajibannya, melainkan orang yang bersedia mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya serta dampak dari keputusan dan tindakan itu.

b. Prinsip Kejujuran
  • Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak
  • Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding
  • Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan 

c. Prinsip Keadilan
Prinsip yang menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

d. Prinsip Saling Menguntungkan (mutual benefit principle)
Prinsip yang menuntut agar bisnis dijalan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.

e. Prinsip Integritas Moral
Prinsip yang dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dalam menjalankan bisnisnya tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.


E. Perlindungan Konsumen dalam Etika Bisnis

Azas dan Tujuan Perlindungan Konsumen, yaitu :

1) Asas Manfaat

Mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.

2) Asas Keadilan

Partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.

3) Asas Keseimbangan

Memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual.

4) Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen

Memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalarn penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan;

5) Asas Kepastian Hukum

Baik pelaku usaha maupun konsumen mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum.


F. Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis


Kasus Penarikan Produk Obat Anti-Nyamuk HIT


    Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Sebelumnya Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi mendadak di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang mengganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung. Diklorvos sangat berpotensi menyebabkan kanker hati, menghambat pertumbuhan organ, kematin janin, merusak kemampuan reproduksi dan merusak produksi dan kualitas air susu ibu

     HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.

Jika dilihat menurut UUD, PT Megarsari Makmur sudah melanggar beberapa pasal, diantaranya : 

  • Pasal 4, hak konsumen adalah :
Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa”

Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”

PT Megarsari tidak pernah memberi peringatan kepada konsumennya tentang adanya zat-zat berbahaya di dalam produk mereka. Akibatnya, kesehatan konsumen dibahayakan dengan alasan mengurangi biaya produksi HIT. 

  • Pasal 19 :
Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”

Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”

Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi”. 

Sehingga atas pelanggaran ini, PT Megasari diminta menarik seluruh produknya dalam waktu dua bulan. PT Megasari terancam sanksi berupa denda sebesar Rp 2 miliar dan atau kurungan penjara lima tahun.


ANALISIS: 

     PT. Megarsari Makmur sudah melakukan perbuatan yang sangat merugikan dengan memasukkan 2 zat berbahaya yang berdampak buruk pada konsumen yang menggunakan produk mereka. Pelanggaran Prinsip Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Megarsari Makmur yaitu Prinsip Kejujuran dimana perusahaan tidak memberikan peringatan kepada konsumennya mengenai kandungan yang ada pada produk mereka yang sangat berbahaya untuk kesehatan dan perusahaan juga tidak memberi tahu penggunaan dari produk tersebut yaitu setelah suatu ruangan disemprot oleh produk itu semestinya ditunggu 30 menit terlebih dahulu baru kemudian dapat dimasuki /digunakan ruangan tersebut.

  Untuk menekan biaya produksi produk, PT Megasari Makmur ingin mendapatkan laba yang besar dengan mengesampingkan aspek kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya dalam produknya. Dalam kasus HIT ini, perusahaan sengaja menambahkan zat diklorvos untuk membunuh serangga padahal bila dilihat dari segi kesehatan manusia, zat tersebut bila dihisap oleh saluran pernafasan dapat menimbulkan kanker hati dan lambung. 

    Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Perusahaan seharusnya lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan produknya, karena dengan meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan perusahaan maka perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena kepercayaan / loyalitas konsumen terhadap produk itu sendiri.

    Etika bisnis sangat diperlukan dalam berbisnis. Dengan memiliki etika dalam berbisnis, tidak akan ada pihak yang dirugikan dan menjadi korban. Begitupun sebaliknya, jika perusahaan tidak menerapkan etika dalam berbisnis, maka selain menimbulkan adanya pihak yang dirugikan, hal ini juga dapat mengakibatkan citra buruk masyarakat terhadap perusahaan. 



DAFTAR PUSTAKA

Agus Arijanto. 2011. “Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis: Cara Cerdas dalam Memahami Konsep dan Faktor-Faktor Etika bisnis dengan Beberapa Contoh Praktis”. Jakarta: Grafindo

DR.A. Sonny Keraf. 1998. “Etika Bisnis; tuntutan dan Relevansinya”. Jakarta: Kanisius

http://www.megasari.co.id/index.aspx?id=2

http://elizabethtiaa.blogspot.co.id/2014/10/etika-bisnis-pada-pt-megasari-makmur.html

http://fennyfaulinastories.blogspot.co.id/2014/10/pelanggaran-etika-bisnis-di-perusahaan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis

https://www.academia.edu/10027898/KASUS_Kasus_Penarikan_Produk_Obat_Anti-Nyamuk_HIT

Jumat, 26 Juni 2015

GRAMMAR STRUCTURE OF TOEFL


Grammar Structure of TOEFL

1. Passive Voice

Kalimat pasif jelas berbeda dengan kalimat aktif. Kegunaannya pun berbeda dalam bahasa Inggris. Dalam kalimat aktif, subjek lah yang melakukan pekerjaan, sedangkan dalam kalimat pasif, objek lah yang melakukan pekerjaan.

Perubahan kalimat dari aktif menjadi kalimat pasif dapat dilihat sebagai berikut:



Aktif : Hendry often helps my mother.
Pasif : My mother is often helped by Hendry.


Aktif : I sent this letter three days ago.
Pasif : This letter was sent by me three days ago.


Kalimat pasif digunakan jika kita ingin memfokuskan kejadiannya, bukan siapa ataupun apa yang melakukannya.
Contoh :
      The city was destroyed during the World War II.
      (Kota itu hancur selama Perang Dunia II.)

Kalimat pasif juga digunakan jika kita ingin menghindari suatu objek yang semu seperti somebody/someone.
Contoh :
     The letter has to be sent today.
     (Suratnya harus dikirim hari ini.)

Dalam passive voice kita juga dapat menggunakan “by” jika kita ingin mengatakan siapa atau apa yang melakukan suatu kejadian.
Contoh :
     The fence was broken last week. => tidak diketahui siapa/apa pelakunya.
     The fence was broken by the storm last week. => menjadi diketahui.



   2.Adjective
Adjective merupakan kata sifat yang digunakan untuk menerangkan kata benda.Adjective dapat digunakan di depan benda countable ataupun uncountable.
Contoh :
expensive bag => tas mahal
new Friend => teman baru

Berikut adalah jenis-jenis adjective :
- Qualitative adj : menerangkan bentuk/kejadian suatu benda.

                          (big, small, tall, etc.)

- Distributive adj : bersifat distributive
                           (every, either, each, etc.)


- Possessive adj : menunjukan kepunyaan.
                          (his, her, my, etc.)

- Demonstrative adj : untuk menunjuk suatu benda.
                                (that, this, those, etc.)

- Interrogative adj : untuk menanyakan suatu benda.
                              (which, what, whose)

- Quantitative adj : menerangkan jumlah benda.
                            (many, some, much, etc.)

- Colour adj : menerangkan warna benda.
                    (red, green, yellow, etc.)



Ada juga jenis adjective yang berikutnya, yaitu compound adjective.
Compound Adjective yaitu kata bilangan yang dapat digabungkan dengan kata benda dalam bentuk singular.

Contoh :

a. Age (usia)
    A fifty years old woman. => salah
    A fifty year old woman.  => benar

b. Volume (isi)
    He has just bought a ten litres car. => salah
    He has just bought a ten litre car.  => benar

c. Length (panjang)
    Fifteen metre house. (not metres)

d. Price (harga)
    Sixty dollar camera. (not dollars)

e. Weight (bobot)
    Ten kilo package. (not kilos)

f. Are (bidang)
   Twenty acre farm. (not acres)

g. Time (waktu)
    Two hour meeting. (not hours)


3. Comparison Degree

Adalah tingkat-tingkat perbandingan yang terdiri dari jenis-jenis berikut :


1. Positive degree
Menunjukan kesamaan mutu, banyaknya, tingkatan, derajat, antara suatu benda dengan benda lainnya.
Contoh :
             The girl is as old as my mother.
             I am as tall as my sister.

2. Comparative degree
Digunakan jika kita ingin menunjukan secara jelas bahwa terdapat ketidaksamaan perbandingan antara benda yang satu dengan benda lainnya.
Contoh :
            I’m shorter than my brother.
            My bag is more expensive than her.


Aturan dalam comparative degree ini adalah jika kata sifat kurang atau sama 2 suku kata, maka untuk perbandingannya kita menambahkan “er” pada kata sifat tersebut. Tetapi jika kata sifat yang kita gunakan untuk membandingkan adalah lebih dari 2 suku kata, maka kita tambahkan “more” di depan kata sifat tersebut.

3. Superlative degree
Digunakan untuk membandingkan seseorang atau beda yang melebihi orang-orang atau benda-benda lainnya. (paling)
Contoh :
            Dave is the tallest in the class.
            Ellie is the most diligent student.


Aturan dalam superlative degree ini mirip seperti comparative degree. Jika kata yang kita gunakan untuk membandingkan kurang atau sama dengan 2 suku kata, maka kita tambahkan “est” pada kata tersebut. Sedangkan jika lebih dari 2 suku kata maka kita tambahkan “most” di depan kata tersebut.

4. Adjective Clause
Merupakan anak kalimat yang berfungsi sebagai modifier atau menggantikan kedudukan dari adjective dalam kalimat majemuk.
Contoh :
        1. The boy who studies in Gunadarma University is Doni.
        2. The man whom you met yesterday is my father.
        3. The girl whose dress is white is my sister.

Who, whom, whose, kemudian ada juga which, dan that merupakanrelative clauses yang fungsinya adalah melengkapi adjective clause.

Masing-masing relative clauses digunakan sebagai berikut :
Who    : digunakan berhubungan dengan subjek (orang)
Whom : digunakan berhubungan dengan objek (orang)
Which : digunakan berhubungan dengan subjek atau objek (benda)
That : digunakan berhubungan dengan subjek atau objek (benda/orang)
Whose : digunakan berhubungan dengan kata ganti milik.



5. The Zero Article
Merupakan kata sandang yang kadang-kadang tidak digunakan dalam bahasa Inggris.
Kata sandang tidak digunakan di depan kata benda plural jika yang dimaksud adalah sesuatu yang bersifat umum.
Contoh :

     a. People : Doctors are paid better than teacher.
     b. Animals : Cats don’t like cold weather.
     c. Food : Carrots are good for eyes.
     d. Places : Museums are closed on Monday.

Kata sandang tidak digunakan di depan kata benda yang tidak dapat dihitung.
Contoh :

     a. Food : Butter is made from milk.
     b. Colours : White is my favorite colour.
     c. Languages : English is spoken all over the world.

“THE” tidak digunakan di depan nama benua, negara, kota, degara bagian dan provinsi.
Contoh :

     a. Sweden is in Europe.
     b. Jakarta is the capital of Indonesia.

“THE” juga tidak digunakan di depan mata pelajaran.
     a. My brother is taking economics.
     b. Mathematics is a difficult subject for me.

“THE” tidak digunakan di depan nama bahasa.
     a. I study English on Monday.

“THE” tidak digunakan di depan nama permainan.
     a. Jack plays basketball.
     b. Poker is a card game.

“THE” tidak digunakan di depan nama makanan.
     a. Your breakfast is already serve.
     b. Let’s have lunch together.


sumber : 
http://books.google.co.id
http://trivenaellenlie.blogspot.com/2012/04/grammar-structure-of-toefl.html

Sabtu, 09 Mei 2015

Listening Skill

Improving Your Listening Skills

  1. Use the resources in your community to practice listening to English.
    • Visit places in your community where you can hear English spoken.
      • Go to an English school, an embassy or an English-speaking Chamber of Commerce.
      • Go to a museum and take an audio tour in English.
      • Follow a guided tour in English of your city.
      • Call or visit a hotel where tourists stay and get information in English about room rates, hotel availability or hotel facilities.
      • Call and listen to information recorded in English, such as a movie schedule, a weather report or information about an airplane flight.
    • Watch or listen to programs recorded in English.
      • Watch television programs.
        • CNN, the Discovery Channel or National Geographic
        • Watch movies, soap operas or situation comedies
      • Rent videos or go to a movie in English.
      • Listen to a book on tape in English.
      • Listen to music in English and then check your accuracy by finding the lyrics on the Internet (e.g., www.lyrics.com).
    • Go to Internet sites to practice listening.
      • National Public Radio (www.npr.org)
      • CBS News (www.cbsnews.com)
      • Randall's Cyber Listening Lab (www.esl-lab.com)
      • BBC World Service.com Learning English (www.bbc.co.uk/worldservice/learningenglish)
    • Get CDs with full-length lectures. Full-length lectures/presentations are available from UC Berkeley.
    • Practice speaking English with others.
      • Look for a conversation partner and exchange language lessons with an English speaker who wants to learn your language.
  2. Begin to prepare for academic situations.
    • Visit academic classes, cultural centers, or museums where people are invited to talk in English about their work.
      • Before you listen to a lecture in English, read assigned chapters or background information on academic topics.
      • Visit lectures on a wide variety of topics.
    • Record lectures or presentations and replay them several times.
      • Listen to different types of talks on various topics, including subjects in which you have limited or little background.
      • Listen to short sections several times until you understand the main points and the flow of ideas.
      • Stop the recording in the middle and predict what will come next.
      • Practice listening to longer lectures.
    • Become familiar with the organization or structure of lectures.
      • Pay attention to the structure.
        • lecture or presentation — introduction, body, and conclusion
        • narrative story — beginning, middle, and end
      • Learn to recognize different styles of organization.
        • theory and evidence
        • cause and effect
        • steps of a process
        • comparison of two things
    • Think carefully about the purpose of a lecture.
      • Try to answer the question, "What is the professor trying to accomplish in this lecture?"
      • Write down only the information that you hear. Be careful not to interpret information based on your personal understanding or knowledge of the topic.
        • Answer questions based on what was actually discussed in the talk
    • Develop a note-taking strategy to help you organize information into a hierarchy of main points and supporting details.
      • Make sure your notes follow the organization of the lecture.
      • Listen for related ideas and relationships within a lecture and make sure you summarize similar information together.
      • Use your notes to write a summary.
  3. Listen for signals that will help you understand the organization of a talk, connections between ideas, and the importance of ideas.
    • Listen for expressions and vocabulary that tell you the type of information being given.
      • Think carefully about the type of information that these phrases show.
        • opinion (I think, It appears that, It is thought that)
        • theory (In theory)
        • inference (therefore, then)
        • negatives (not, words that begin with "un," "non," "dis," "a")
        • fillers (non-essential information) (uh, er, um)
      • Identify digressions (discussion of a different topic from the main topic) or jokes that are not important to the main lecture [It’s okay not to understand these!]
    • Listen for signal words and phrases that connect ideas in order to recognize the relationship between ideas.
      • Think carefully about the connection between ideas that these words show.
        • reasons (because, since)
        • results (as a result, so, therefore, thus, consequently)
        • examples (for example, such as)
        • comparisons (in contrast, than)
        • an opposing idea (on the other hand, however)
        • another idea (furthermore, moreover, besides)
        • a similar idea (similarly, likewise)
        • restatements of information (in other words, that is)
        • conclusions (in conclusion, in summary)
    • Pay attention to intonation and other ways that speakers indicate that information is important.
      • Listen for emotions expressed through changes in intonation or stress.
        • Facial expressions or word choices can indicate excitement, anger, happiness, frustration, etc.
      • Listen how native speakers divide long sentences into "thought groups" to make them easier to understand. (A thought group is a spoken phrase or short sentence. Thought groups are separated by short pauses.)
        • Listen to sets of thought groups to make sure you get the whole idea of the talk
      • Listen for important key words and phrases which are often ...
        • repeated
        • paraphrased (repeated information but using different words)
        • said louder and clearer
        • stressed
      • Listen for pauses between important points.
        • In a lecture, pay attention to words that are written on the board.
Reference :  https://www.ets.org/toefl/ibt/scores/improve/advice_listening_high