logo gundar

logo gundar

Jumat, 19 Oktober 2012

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Iklim Bisnis di Indonesia dan Contohnya


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IKLIM BISNIS DI INDONESIA DAN CONTOHNYA


faktor-faktor yang mempengaruhi iklim bisnis Indonesia, mencakup:

(1) instabilitas makroekonomi,
(2) kualitas infrastruktur terutama: transportasi, listrik, dan telekomunikasi,
(3) korupsi baik yang bersumber dari pemerintah pusat maupun pemda,
(4) ketidakpastian kebijakan ekonomi,
(5) system hukum dan penyelesaian konflik,
(6) tarif dan administrasi pajak,
(7) ketrampilan dan pendidikan tenaga kerja,
(8) peraturan ketenagakerjaan baik dari pemerintah pusat maupun pemda,
(9) biaya dan akses pembiayaan (cost of finance and financial access),
(10) surat ijin baik dari pemerintah pusat maupun pemda,
(11) peraturan perdagangan dan bea-cukai baik nasional maupun regional,
(12) tingkat kriminalitas, pencurian dan kerusuhan,
(13) praktek-praktek monopoli,
(14) urusan pertanahan, dan
(15) perizinan usaha.

Contoh Faktor yang Mempengaruhi Iklim Bisnis di Indonesia, diantaranya:

1.      Instabilitas makroekonomi
Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan dengan perbankan.
Contohnya: Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang membatasi pembelian valuta asing (valas) yang bisa saja eksportir membeli di saat rupiah melemah dan menjualnya di saat rupiah menguat karena kebutuhan bisnis sehingga menanggung kerugian.

2.       Korupsi baik yang bersumber dari pemerintah pusat maupun pemda
Hal ini akan menyebabkan perusahaan yang jujur akan mengalami kerugian karena kehilangan kesempatan melakukan bisnisnya. Meski sesungguhnya hasil pekerjaanya jauh lebih baik dibanding perusahaan korup yang mengandalkan korupsi untuk mendapatkan tender dengan kualitas pekerjaan yang dapat dipastikan buruk.
Contohnya:
Dampak yg ditimbulkan dari korupsi bagi pengusaha cukup besar karena mereka harus mengeluarkan biaya tinggi, baik untuk perijinan, pajak dan lain-lain. Sedangkan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah yang sangat diharapkan oleh pengusaha untuk menunjang jalur perekonomiannya tidak pernah terwujud karena korupsi, kata Sofyan Wanadi.

3.       Pendidikan dan ketrampilan tenaga kerja
Pendidikan tenaga kerja merupakan alat untuk mengadopsi teknologi modern, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi dalam perekonomian. Jadi, jika banyak tenaga kerja yang tidak memiliki ketrampilan dan pendidikan yang menunjang maka kegiatan produksi tidak akan berjalan dengan lanscar dan menimbulkan efek yang buruk dalam pertumbuhan bisnis yang di jalankan.
Contohnya: Fleksibilitas tenaga kerja ternyata membuat perusahaan-perusahaan besar dan kecil berkembang. Sayangnya, pengusaha kelas menengah tidak ada. Hal ini menyebabkan ketimpangan dalam high cost economic. Menurut Sofjan , salah satu penyebab permasalahan tersebut karena regulasi yang menjadikan perusahaan-perusahaan susah bergerak. “Masalah yang kedua, juga mengenai masalah financing, infrastruktur, tapi yang terakhir ini adalah mengenai tenaga kerja,” ujarnya.

4.       Surat ijin baik dari pemerintah pusat maupun pemda
Pentingnya surat izin untuk produksi, membuat produsen merasa aman akan produksinya yang tidak bisa di ganggu dengan alasan ketidak amanan dalam berusaha, namun di Indonesia sangat sulit untuk mendapatkan surat izin tersebut, sehingga membutuhkan waktu dan biaya yang besar dalam pengurusannya dan pengurusannya menimbulkan kerugian tersendiri secara personal yaitu pemilik perusahaan dan nantinya berujung kecilnya gaji pegawai.
Contohnya:
Bambang mencontohkan selama ini dia tidak mengetahui berapa waktu yang diperlukan untuk mendapatkan surat domisili. Surat ini sangat penting karena diperlukan untuk mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP). Namun faktanya, dalam proses perizinan surat domisili tidak dicantumkan kapan selesainya, sehingga pejabat daerah dengan leluasa meminta uang, bahkan memeras ke pengusaha. Begitu pula yang terjadi pada pengurusan surat Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit, seperti terjadi di Buol.
5.      Tingkat kriminalitas, pencurian dan kerusuhan Ketidakamanan situasi akan memperburuk usaha, karena dengan tingginya tingkat kriminalitas, pencurian dan kerusuhan akan membuat kerugian pada pengusaha, apalagi yang baru membangun bisnisnya. Kehilangan barang akan menimbulkan kerugian yang besar dalam jangka waktu tertentu.
Contohnya:
Aksi ribuan buruh di Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara menyisakan kerugian yang dialami oleh para pengusaha angkutan pelabuhan, diperkirakan mencapai Rp 6 miliar.






sumber:
 http://anisaalwiyahtaha.blogspot.com/2010/09/tugas-pertama-pengantar-bisnis.html
 http://evadwiandini.wordpress.com/2012/10/15/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-iklim-bisnis-di-indonesia/
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar