logo gundar

logo gundar

Selasa, 29 April 2014

Waspadai Si Tangan Panjang



WASPADAI SI TANGAN PANJANG




Hari ini tepat 10 hari hilangnya laptop tercintaku. Sabtu, 19 April 2014 merupakan hari dimana si tangan panjang dengan bangga telah berhasil memanfaatkan kelengahan situasi tempat kostku. Kuingat betul saat itu aku berada di teras depan lantai satu bersama seseorang. Tidak ada sedikitpun keurigaan ketika seorang wanita berhijab merah dan mengenakan baju berwarna kuning itu memasuki pelataran kost. Dengan penuh rasa percaya diri yang sangat tinggi, wanita tersebut masuk ke dalam kots melalui pintu samping. Tidak ada yang mengira kalau wanita itu sebenarnya orang asing . Semua mengira orang yang masuk itu adalah salah satu teman dari anak yang ngekost disini. Dengan santainya diapun berjalan menuju tangga dan naik ke atas. Kebetulan kamarkuberada di lantai dua tepat di depan tangga tersebut. Menurut teman sekamarku, dia melihat wanita berjilbab merah itu tengah menelpon di depan kamarku yang kebetulan adalah kamar kosong. Temanku saat itu berada ditempat jemur pakaian lantai atas. Dia melirik ke arah wanita itu. Entah diabenar-benar sedang menelpon atau hanya sekedar untuk mengalihkan pandangan dari temanku tersebut, akupun tak tahu percis, yang jelas temanku merasakan sedikit hawa kurang enak mengetahui keberadaan wanita tersebut, temankupun langsung balik menuju kamar dan menuup pintu kamar, namun sayangnya ternyata pintu sekedar ditutup dan tidak dikunci.

Tidak lama kemudian, akupun naik ke atas untuk memenuhi kewajibanku sebagai umat muslim, menunaikan solat ashar. Temanku menemukan sebuah dompet biru di rak sepatu, dengan seksama kami buka isinya, disitu ada ATM, Kartu mahasiswa, KTP dan lain-lain. Ternyata identitas tersebut menunjukkan bahwa dompet tersebut adalah seorang mahasiswa Gunadarma tingkat tiga. Tanpa fikir panjang dompet tersebut dititipkan pada mba penjaga kost dan akupun kembali ke bawah.

Satu jam berlalu akupun naik lagi untuk solat maghrib. Aku melirik tumpukan tugas-tugasku yang ku taruh diatas lemari pendek. Sontak aku kaget mendapati bahwa ada sesuatu yang hilang dsna. ASTAGA! LAPTOPKU! Lantas aku menangis sejadi-jadinya. Aku syok berat. Kadang aku berfikir kenapa bisa seceroboh itu menyimpan barang diatas lemari tanpa terkunci. Seketika itu pula aku teringat modus pencuri yang mengambil tas temanku di mesjid kampus. Modus yang dipakai si tangan panjang tersebut juga sama caranya yaitu dengan meninggalkan jejak dompet yang berisikan identitas orang lain. Aku yakin si tangan panjang tersebut masih tetap berkeliaran di kampus dan daerah sekitarnya. 

Berhari-hari aku meratapi laptopku namun tak ada gunanya. Tidak ada yang berubah. Laptopku tidak akan pernah kembali ke tanganku lagi.

Aku berharap tidak akan ada lagi orang yang menalami kejadian sepertiku. Aku berharap siapapun, dimanapun, dan kapanpunselalu waspada. Jangan menganggap remeh ataupun meninggalkan barang-barang berharga walauun sebentar. Jangan pula lengah dan menganggapsituasi ramai menunjukan kondisi yang aman-aman saja. Justru di era modern ini, si tangan panjang memanfaatkan situasi ramai untuk melancarkan aksinya. 

Ingatlah kata-kata Bang Napi : “Kejahatan terjadi bukn karena ada niat pelakunya, melainkan karena ada kesempatan. Waspadalah! Waspadalah!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar