SISTEM
EKONOMI KOPERASI SEBAGAI SOLUSI MASALAH PEREKONOMIAN INDONESIA :MUNGKINKAH?
Oleh: Sugiharsono
(Staf Pengajar FISE Universitas
Negeri Yogyakarta)
Sistem Ekonomi Koperasi Sebagai
Solusi Masalah Perekonomian Indonesia: Mungkinkah? – Sugiharsono
B.
Masalah Perekonomian Nasional Indonesia
Pada
hakikatnya masalah ekonomi bersumber dari adanya ketidakseimbangan antara
kebutuhan manusia dan alat pemuas kebutuhan yang tersedia. Keseimbangan
tersebut menyebabkan terjadinya kelangkaan alat pemuas kebutuhan , dan pada
akhirnya menyebabkan munculnya masalah ekonomi. Masalah ini dikenal dengan
masalah pokok ekonomi. Tiga masalah dasar ekonomi yang dihadapi setiap bangsa yaitu
“what” (komoditi/alat pemuas apa yang harus dihasilkan?) : “how” (bagaimana
komoditi/ alat pemuas harus dihasilkan?) : serta “for whom” (untuk siapa
komoditi/alat pemuas dihasilkan?) (Samuelson dan Nordhaus, 2001: 8). Selain
itu,masalah umum ekonomi meliputi pengangguran, rendahnya produktivitas tenaga
kerja, inflasi, ketidakmerataan hasil pembangunan, rendahnya pertumbuhan
ekonomi, kemiskinan, dan ketergantungan terhadap pihak luar negeri (untuk
negara-negara berkembang seperti Indonesia).
1.
Kemiskinan
Jumlah
penduduk miskin ini merupakan masalah yang cukup berat bagi pemerintah
Indonesia. Pemerintah harus menyediakan subsidi (BLT)yang semakin besar,
sementara kemampuan keuangan pemerintah (dari dalam negeri) juga tidak lebih
baik.
2.
Ketidakmerataan pendapatan
masyarakat
Hasil
pembangunan ekonomi nasional seharusnya dapat dinikmati oleh seluruh penduduk
Indonesia secara merata. Namun kenyataannya , kelompok penduduk menengah keatas
cenderung lebih banyak menikmati hasil pembangunan tersebut. Dengan kata lain
masih terjadi ketidakmerataan pembagian pendapatan sebagai hasil pembangunan
ekonomi nasional.
3.
Pengangguran
Data
BPS menunjukan bahwa angka pengangguran terbuka pada tahun 2009 dibanding
dengan tahun sebelumnya menunjukan kenaikan hingga menjadi 9%. Jumlah
penganggur ini merupakan masalah yang berat bagi pemerintah Indonesia , karena
kemampuan pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja masih jauh dari jumlah
tersebut.
4.
Inflasi yang relatif masih cukup
tinggi
Data
moneter Bank Indonesia2009 menunjukkan bahwa tingkat inflasi pada bulan Januari
2009 adalah 9,17%. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibanding bulan Desember
2008 yaitu 11,06%. Namun demikian, tingkat inflasi itu masih harus ditekan
lebih rendah lagi agar daya beli masyarakat bisa meningkat, sehingga
kesejahteraannya juga meningkat.
5.
Ketergantungan terhadap luar
negeri cukup tinggi
Dalam
aspek produksi tertentu, pemerintah Indonesia masih bergantung pada luar
negeri, misalnya dalam hal pengelolaan SDA. Hal ini mengakibatkan hasil yang
diperoleh bangsa Indonesia dari pengelolaan SDA tersebut menjadi tidak optimal.
C.
Sistem Ekonomi
1. Sistem Ekonomi Pasar (Liberalis)
Sistem
ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi damana dimana perusahaan individual
dan swasta membuat keputusan mengenai what,
how, for whom didasarkan pada
pasar. Dengan kata lain, segala keputusan mengenai kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh masyarakat didasarkan pada pasar.
2. Sistem Ekonomi
Terpimpin (Sosialis)
Didalam
sistem ekonomi ini pemerintah mengatur seluruh keputusan yang terkait dengan
kegiatan ekonomi. Disini pemerintah menguasai seluruh sarana produksi , dan
masyarakat tinggal melaksanakan keputusan pemerintah.
3. Sistem Ekonomi
Campuran
Indonesia
termasuk negara yang menggunakan sistem ekonomi campuran yang dikenal dengan
sistem demokrasi ekonomi (Dawam Raharjo, 1997: xii). Sistem demokrasi ekonomi
dapat diartikan sebagai suatu sistem ekonomi dimana kegiatan ekonomi diatur
oleh rakyat, dilaksanakan oleh rakyat, dan ditujukan untuk kesejahteraan
rakyat. Didalam sistem ini, segala produksi yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara, sedangkan produksi lainnya diserahkan pada pasar.
4. Sistem Ekonomi
Koperasi
Sebagai
suatu sistem ekonomi, koperasi tentu memiliki jiwa / ideologi tertentu yang
menjadi karakteristiknya. Untuk memahami karakteristik koperasi Indonesia ,
kita tengok kembali konsep dasar koperasi Indonesia, khususnya yang menyangkut
pengertian dan nilai-nilai dasar, serta prinsip-prinsip koperasi.
a.
Pengertian dan Nilai-Nilai Dasar
Koperasi Indonesia
Menurut UU Perkoperasian yaitu UU
No. 25 Tahun 1992, “Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas azas kekeluargaan”. (Sugiharsono, 2001: 9). Dalam pengertian
koperasi tersebut terkandung nilai-nilai dasar koperasi, antara lain:
1)
Koperasi
sebagai Badan Usaha
2)
Koperasi
sebagai gerakan ekonomi rakyat
3)
Azas
kekeluargaan
4)
Prinsip
koperasi
b. Prinsip Koperasi
Menurut pasal 5 UU No. 25 Tahun
1992, prinsip koperasi Indonesia meliputi 5 aspek pokok ditambah 2 aspek
prinsip pengembangan, sehingga prinsip koperasi meliputi 7 aspek, yaitu:
- Keanggotaan
koperasi bersifat sukarela dan terbuka
- Pengelolaan
koperasi dilaksanakan secara demokratis
- Pembagian
Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuaI dengan jasa masing-masing
anggota
- Pemberian
balas jasa yang terbatas terhadap modal
- Kemandirian
- Pendidikan
perkoperasian
- Kerjasama
antar koperasi
Berdasarkan
karakteristik koperasi tersebut, kita dapat memperoleh gambaran tentang
koperasi sebagai suatu sistem ekonomi. Sebagai suatu sistem ekonomi, koperasi
dapat dikatakan merupakan salah satu sistem ekonomi campuran. Unsur sosialis
tampak dominan dalam koperasi dengan dijunjung tingginya prinsip kebersamaan
serta kesamaan hak dan kewajiban bagi anggota koperasi. Disamping itu, prinsip
kekuasaan tertinggi ditangan anggota juga merupakan prinsip sentralisasi
kekuasaan yang demokratis.disisi lain, unsur liberali juga tampak dalam
koperasi dengan diakuinya prinsip keadilan (bagi anggota yang memiliki
partisipasi / prestasitinggi dalam koperasi akan memperoleh bagian pendapatan
yang tinggi pula). Disamping itu, prinsip sukarela juga dapat diartikan sebagai
suatu kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi dalam koperasi. Denagn
demikian sistem ekonomi koperasi merupakan suatu sistem ekonomi yang berbau
sosialis dan liberalis, meski bau sosialisnya cenderung lebih dominan.
D.Koperasi
sebagai Solusi Masalah Perekonomian Indonesia
1. Koperasi dan
Kemiskinan
Makna
yang terkandung dalam pengertian koperasi telah menjelaskan bahwa koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat. Dalam hal ini, koperasi akan menjadi wadah
kegiatan ekonomi rakyat yang pada umumnya merupakan kelompok menengah ke bawah
(miskin). Koperasi tersebut harus memiliki kemampuan untuk membina dan
mengembangkan kegiatan ekonomi mereka, harus benar-benar dikelola secara
profesional agar mampu menjadi wadah kegiatan ekonomi rakyat yang kondusif. Apabila
hal ini dilaksanakan disetiap wilayah kecamatan, maka kemiskinan rakyat
diseluruh penjuru Indonesia secara bertahap akan dapatdiperbaiki kehidupan
ekonominya.
2. Koperasi dan
Ketidakmerataan Pendapatan
apabila manajemen koperasi dilaksanakan secara benar dan profesional, maka rakyat yang
menjadi anggota koperasi akan meningkat taraf hidupnya (pendapatan/daya beli
maupun pendidikan dan sosial) sesuai dengan tujuan koperasi. Dengan pertambahan
kemampuan ekonomi tersebut diharapkan ketidakmerataan pendapatan antara
masyarakat kecil dengan menengah keatas akan semakin diperkecil.
3. Koperasi dan
Pengangguran
Apabila
koperasi dapat berkembang di setiap wilayah kecamatan diseluruh Indonesia, dan
benar-benar mampu mambina kegiatan ekonomi rakyat disekitarnya, tentu koperasi
akan dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya dan pada
akhirnya akan mengurangi penganngguran.
4. Koperasi dan
Inflasi
Koperasi
merupakan bsalah satu badan usaha yang sangat potensial untuk melakukan
perluasan produksi, karena jumlah koperasi yang sangat banyak dan variasi
komoditinya pun sangat banyak. Apabila koperasi dikelola secara benar dan
profesional maka tidak mustahil bahwa koperasi akan dapat mempercepat perluasan
produksi yang dengan itu diharapkan penawaran komoditi akan terus meningkat,
dan akhirnya dapat mengendalikan kenaikan harga komoditi (inflasi).
5.Koperasi dan
Ketergantungan terhadap luar negeri
Untuk
permasalahan ini, koperasi cenderung tidak mungkin diikut sertakan untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Namun demikian terhadap keempat permasalahan
perekonomian nasional seperti diatas, koperasi masih bisa diharapkan untuk
berperan serta mengatasinya.
Daftar
Pustaka:
Dawam
Raharjo, 1997, Koperasi Indonesia
Menghadapi Abad ke-21, Jakarta, DEKOPIN.
Hudiyanto,
2002, Sistem Koperasi (ideologi &
pengelolaan), Yogyakarta, UII Press.
Kartasapoetra,
dkk., (2001), Koperasi Indonesia,
Jakarta, PT.Rineka Cipta
Mudrajat
Kuncoro, 2006, Ekonomika Pembangunan (Teori,
Masalah, dan Kebijakan), Yogyakarta, UPP STIM YKPN.
Samuelson,
P.A. dan W.D.Nordhaus, 2001, Ilmu Makro
Ekonomi, Jakarta, PT.Media Global Edukasi.
Sugiharsono,
2001, Koperasi Indonesia, Jakarta,
Direktorat PSMP DEPDIKNAS.
Undang-Undang
RI No.25 th 1992 Tentang Perkoperasian.